Adipati Malangdirana dan Sejarah Empat Desa di Kecamatan Cipari: Cerita Turun Temurun Tanpa Sumber Tertulis
Sejarah Desa Cipari, serta tiga desa lainnya di Kecamatan Cipari, diwariskan melalui cerita lisan yang telah berlangsung turun temurun dari generasi ke generasi. Meskipun tidak ada sumber primer seperti prasasti atau naskah tertulis yang dapat mengonfirmasi dengan pasti, cerita-cerita lisan ini memberikan gambaran tentang asal-usul dan perkembangan desa-desa tersebut.
Desa Cipari, yang termasuk salah satu desa tua dalam daerah ini, memiliki kisah yang berawal dari Adipati Malangdirana dari Kasunanan Solo pada masa sebelum masa kerajaan. Pada saat itu, Adipati Malangdirana diberi tugas untuk melakukan pengembaraan ke arah barat. Selama pengembaraannya, ia dan pengikutnya terlibat dalam berbagai peperangan di tempat-tempat yang mereka singgahi. Setelah berhasil memenangkan peperangan tersebut, Adipati Malangdirana diberikan tanah kamardikan yang kemudian menjadi cikal bakal Desa Segaralangu, yang terletak di Kecamatan Cipari.
Di tanah kosong hutan belantara Segaralangu, Adipati Malangdirana dan para pengikutnya membabat hutan dan mendirikan pemukiman. Dalam beberapa tahun, tempat ini berkembang menjadi sebuah pedukuhan yang ramai, mirip dengan desa pada masa kini. Setelah tinggal di Segaralangu selama lima tahun dan mengembangkannya, Adipati Malangdirana kembali ke Solo, tempat asalnya.
Namun, Adipati Malangdirana tidak sendirian dalam perjalanannya. Ia membawa serta keponakannya yang bernama R. Roro Serang untuk merantau ke arah barat. Selama perjalanan ini, R. Roro Serang mengunjungi beberapa tempat, termasuk Sorah (yang saat ini menjadi bagian dari Desa Cipari), Watu Jengger (tempat pemakaman umum), dan Cigatel (masuk Desa Mulyadadi). R. Roro Serang berlanjut ke Pasir Rungit (sekarang Wilayah Desa Mulyadadi) dan melanjutkan perjalanan ke timur, singgah di Lamcaur dan Prumpung (bagian dari wilayah Desa Serang).
Di Prumpung, R. Roro Serang mendirikan sebuah rumah yang dikenal sebagai Panembahan Cikakak. Ia dan pengikutnya berusaha mengembangkan tempat ini menjadi tempat yang ramai dan dihuni banyak orang. R. Roro Serang terkenal karena kecantikan, kebijaksanaan, dan sikap adilnya, sehingga ia dicintai oleh banyak orang. Namun, jejak tempat petilasannya telah menghilang dalam perkembangan zaman.
Sebuah cerita lain mengisahkan bahwa sebelum dihuni oleh manusia, Desa Cipari diyakini berwujud rawa, jin, dan siluman. Para pengikut Adipati Malangdirana dianggap sebagai leluhur yang berjasa besar dalam mengusir jin dan siluman jahat, yang memungkinkan Desa Cipari dapat dihuni oleh manusia hingga saat ini.
Mbah R. Roro Serang, sebagai leluhur warga Desa Cipari dan Serang, sering digambarkan sebagai sosok yang memiliki tingkat kejujuran yang tinggi dan totalitas dalam ketaatannya.
Meskipun tanpa sumber tertulis, cerita-cerita ini menjadi warisan berharga dari budaya dan sejarah lokal, serta mencerminkan nilai-nilai dan kearifan yang diwariskan oleh para leluhur. Desa-desa ini tetap mempertahankan cerita-cerita ini sebagai bagian penting dari identitas dan warisan mereka.
( diambil dari Cerita Tutur Masyarakat )( Reporter Skamto99 )